Selasa, 26 November 2013

Sistem Pendidikan Pada Masa Rasul di Makkah



A.    PENDAHULUAN
Makkah adalah kota suci umat islam, tempat berdiriny ka’bah. Tempat umat islam melaksanakan ibadah haji yang merupakan rukun kelima islam dan tempat kelahian Nabi Muhammad SAW. Secarageografis Makah terletak antara kira-kira 330 meter diatas permukaan laut, 39-28 bujur timur dan 21-27 lintang utara. Sejak dahulu mekkah menjadi tempat persinggahan para kafilah yang mengadakan perjalanan antara yaman diselatan dan Syam/Palestina diutara (lihat QS.al-Quraisy,(106):2).[1]
Nabi  Muhamad  saw menerima wahyu yang pertama di gua hira’ di makkah pada tahun 610 M sewaktu beliau telah mencapai umur 40 tahun,  Dalam wahyu itu termaktub demikian:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ   (1)خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ  (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ   (3)الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَم(4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ(5)
Artinya : “Bacalah (ya, Muhammad) dengan nama Tuhanmu yang telah menjadikan (semesta alam) ! Dia menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah, Dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya. (Q.S Al-alaq : 1-5)
Kemudian disusul oleh wahyu yang kedua:
يا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ (1) قُمْ فَأَنْذِرْ (2) وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ (3)
 وَثِيابَكَ فَطَهِّرْ (4)وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ (5)
 وَلا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ (6) وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ (7)
Artinya:
“Hai, orang berselimut (Muhammad) bangunlah dan beringatlah (kaummu)! dan besarkanlah Tuhanmu! Dan bersihkanlah pakaianmu! Dan tinggalkanlah dosa (berhala)! Jangan engkau memberi supaya mendapat lebih banyak! Dan sabarlah menurut perintah Tuhanmu”.[2] (Q.S Al-mudatsir :1-7)
Dalam kedua wahyu yang mula-mula turun itu dapat diambil kesimpulan, bahwa pendidikan dalam islam terdiri dari empat macanm :
1.      PENDIDIKAN KEAGAMAAN
Yaitu hendaklah membaca dengan nama Allah semata-mata jangan dipersekutukan dengan nama berhala, karena Tuhan itu Mahabesar, Mahapemurah; sebab itu hendaklah dienyahkan berhala itu sejauh-jauhnya.
2.      PENDIDIKAN ‘AKLIYAH DAN ILMIYAH
Yaitu mempelajari kejadian manusia dari segumpal darah dan kejadian alam semesta. Alam akan mengajarkan demikian itu pada orang-orang yang mau menyelidiki dan membahasnya, sedangkan mereka dahulu belum membahasnya.
3.      PENDIDIKAN AKHLAK DAN BUDI PEKERTI
Yaitu sipendidik hendaklah suka memberi/mengajar tanpa mengharapkan balasan dari orang yang menerima pemberian itu, melainkan karna Allah semata-mata dan mengharapkan keridaannya. Begitu juga sipendidik harus berhati sabar dan tabah dalam melakukan tugasnya.
4.      PENDIDIKAN JASMANI (KESEHATAN)
Yaitu mementingkan kebersihan, bersih pakaian, bersih badan dan bersih kediaman, Terutama sipendidik harus bersih pakaian, suci hati dan baik budi pekertinya, supaya menjadi contoh dan suri teladan bagi anak-anak didiknya.[3]




B.     PEMBAHASAN
1.      PENDIDIKAN ISLAM PADA ZAMAN NABI MUHAMAD DI MAKKAH
Pendidikan yang berlangsung di Makkah atau sebelum hijrah dapat diketahui melalui visi, misi, tujuan sasaran (murid), pendidik, kurikulum, metode, pendekatan dalam pembelajaran, sarana prasarana, dan evaluasi. Penjelasannya sebagai berikut:
a.      VISI, MISI DAN TUJUAN PENDIDIKAN
Visi  pendidikan di Makkah atau sebelum hijrah adalah “Unggul dalam bidang akidah dan akhlak sesuai dengan nilai-nilai islam.” Visi ini sejalan dengan ayat Al-Qur’an yang turun di makkah yang berkaitan dengan pengetahuan dasar mengenali sifat dan af’al (perbuatan) Allah. Misalnya dalam surat Al-ikhlas. Ayat-ayat yang turun di makkah berisi mengenai keterangan-keterangan berisi keterangan mengenai dasar-dasar akhlak islamiyah.
Misi pendidikan yang berlangsung di makkah dapat dikemukakan sebagai berikut :
1)      memerkuat dan memperkukuh status dan kepribadian Muhammad sebagai Nabi dan Rasulullah SAW yang memiliki akidah dan keyakinan yang kukuh terhadap pertolongan Allah SWT, Berbudi pekerti mulia, dan memiliki komitmen yang tinggi untuk menegakan kebenaran dimuka bumi.
2)       memberikan bimbingan kepada Nabi Muhammad SAW dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan mengemban misi kebenaran.
3)      Memberikan peringatan dan bimbingan akhlak mulia kepada keluarga dan krabat dekat Nabi Muhammad SAW.
Adapun tujuan pendidikan adalah membentuk manusia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia, sebagai landasan bagi mereka dalam menjalani kehidupannya dalam bidang social, ekonomi, politik, danbudaya.Tujuan ini sejalan dengan tujuan diturunkannya Al-Qur’an yang antara lain untuk memberikan petunjuk bagi orang-orang yang beriman, menyembuhkan mentalnya yang sakit, mengeluarkan manusia dari kesesatan menujujalanterangmenderang, mengubah mental kahiliyahmenjadi mental yang cerdas dan mempersatukan manusia dari perpecahan dan peperangan.
b.      KURIKULUM PENDIDIKAN
Kurikulum pendidikan di  Makkah berisi materi pengajaran yang berkaitan dengan akidah dan akhlak mulia dalam arti yang luas. Yakni akidah yang dapat mengubah keyakinan dan pola pikir masyarakat yang semula mempertahankan benda-benda yang tidak berdaya sebagai tempat memohon sesuatu, meyakini adanya Allah SWT yang memiliki sifat kesempurnaan dan jauh dari sifat-sifat kekurangan dan sebagai pencipta segala sesuatu yang ada dialam jagat raya untuk kepentingan manusia.

c.       SASARAN (PESERTA DIDIK)
Sasaran atau peserta didik di  Makkah bermula dari keluarga dekat yang selanjutnya diikuti oleh keluarga agak jauh dan masyarakat pada umumnya. Mereka itu adalah khadijah, Abu bakar, Ali bin abi thalib, Zaid, dan Ummu aiman.Selain itu, yang menjadi sasaranatau peserta didik adalah sejumlah penduduk yastrib yang berhaji ke Makkah.
d.      TENAGA PENDIDIK
Yang menjadi pendidik di makkah pada saat itu adalah Nabi Muhammad SAW sendiri. Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT sebagaimana dalam firmannya, yang artinya “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab (A-Qur’an) dan hikmah serta mensucikan mereka sesungguhnya Engkaulah yang Maha perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS al-Baqarah (2): 129).
e.       METODE DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Pengajaran dan pendidikan yang digunakan menggunakan berbagai metode yang sesuai dengan fitrah manusia yakni, sebagai makhluk yang memiliki berbagai kekurangan dan kelebihan. Untuk itu terkadang Nabi Muhammad SAW menggunakan metode ceramah, diskusi, musyawarah, Tanya jawab, bimbingan, teladan, demonstrasi, bercerita, hafalan, penugasan dan bermain peran.

f.        LEMBAGA PENDIDIKAN
Rumah merupakan tempat pendidikan awal yang diperkenalkan ketika islam mulai berkembang di makkah. Rasulullah menggunakan rumah arqam bin abi al-arqam al-safa sebagai tempat pertemuan dan pengajaran dengan para sahabat.
Disamping menggunakan rumah, selama di makkah Nabi Muhammad juga menggunakan tempat-tempat lain sebagai kegiatan proses dakwah dan belajar menagajar diantaranya di sekitar masjidil haram.
g.      PEMBIAYAAN DAN FASILITAS PENDIDIKAN
Sumber pembiayaan pendidikan di makkah berasal dari bantuan dan dukungan yang diberikan oleh pamannya Abu Thalib, bantuan harta benda dan material yang diberikan oleh istri Rasulullah SAW, Siti khadijah bin khuwailid dan sebagian teman dan sahabat dekat Rasulullah SAW seperti Abu bakar, Ali bin abi tholib dan Arqam.
h.      EVALUASI DAN LULUSAN PENDIDIKAN
Pendidikan di makkah sebagai pendidikan yang amat sederhana, Evaluasi dan pemberian ijazah di makkah sebagaimana yang dikenal pada saat ini belum ada di makkah pada saat itu. Substansi evaluasi dan lulusan sesungguhnya sudah ada. Ujian tersebut tidak dalam bentuk verbal atau penguasaan materi pelajaran tetapi lebih ditekankan pada pengalaman ajaran yang disampaikan Rasulullah.[4]
2.      INTISARI PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN ISLAM YANG DIBERIKAN NABI SAW DI MAKKAH PADA PERIODE MAKKAH ADALAH:
1)      PENDIDIKAN ‘ITIKAD DAN KEIMANAN
Pokok yang pertama dan utama dalam islam ialah beriman dan mengitikadkan adanya Allah yang Maha Esa. Ialah Tuhan segala sesuatu dan Tuhan Semesta alam (Rabbul ‘alamin). Segala sesuatu dalam alam wujud, baik dibumi atau dilangit adalah makhluk (ciptaan) Allah dan tunduk dibawah perintah dan KekuasaanNya.
2)      PENDIDIKAN IBADAT
Amal ibadat yang diperlukan Allah di makkah ialah sembahyang (shalat), sebagai pernyataan mengabdi kepada Allah dan ikhlas hati menyembahnya. Bahkan sebagai mengucapkan terimakasih dan syukur kepada Allah atas nikmatNya yang tidak terhitung banyaknya. Selain itu faidah sembahyang ialah untuk membersihkan jiwa dan memperhubungkan hati kepada Allah serta mengingatNya. Dengan demikian sembahyang itu akan mencegah manusia berbuat dosa dan yang keji-keji.
3)      PENDIDIKAN AKHLAK
Selain keimanan dan amal ibadat tersebut diatas Nabi menganjurkan akhlak yang baik dan dilarang melakukan yang jahat.
Diantara akhlak baik, yang dianjurkan Nabi masa di Makkah adalah :
a)      Adil yang mutlak, meskipun dalam keluarga ataupun diri sendiri.
b)      Berbuat kebaikan kepada orang dengan menolong dan membantu (amal social)
c)      Menempati janji, tepat pada waktunya
d)     Pemaaf yaitu memberi maaf kepada orang yang bersalah bila ia meminta maaf
e)      Takut kepada Allah semata-mata dan tiada takut kepada berhala dan sebagainya
f)       Syukur dan terimakasih kepada Allah atas nikmatnya yang tidak terhingga nikmatnya
g)      Bersatu padu menegakan agama dan tidak boleh bergolong-golongan (berpecah-belah)
h)      Berbuat kebaikan kepada dua orang ibu bapak
i)        Memberi makan kepada keluarga, orang miskin, orang musyafir (dalam perjalanan)
j)        Hidup sederhana.
k)      Menyempurnakan sukatan dan timbangan, menggantang sama penuh, menimbang sama berat.
l)        Berhati sabar dan tabah atas segala cobaan yang menimpa
m)    Menyuruh dengan yang ma’ruf dan melarang dari yang munkar.
Diantara akhlak jahat yang dilarag Nabi masa di makkah adalah:
a)    Mempersekutukan Allah dengan berhala dan sebagainya
b)   Membunuh anak sendiri karena takut miskin
c)    Membuuh orang dengan tiada hak
d)   Mengambil harta anak yatim, kecuali untuk keperluan anak itu sendiri
e)    Mengurangkan sukatan dan timbangan
f)    Berzina
g)   Berkata kasar terhadap ibu-bapak
h)   Mubadzir
i)     Berlaku bakhil dan pemboros
j)     Membicarakan soal tanpa ilmu pengetahuan tentang itu
k)   Berlaku sombong terhadap sesama manusia
l)     Bergolong-golong dalam agama [5]
Pendidikan dimasa Nabi itu ada, hal ini dapat dibuktikan berdasarkan fakta dan realita dan dan data-data historis diantaranya:
a)      Al-Qur’an dan Hadist yang merupakan sumber pokok ajaran islam.
b)      Adanya suatu fakta yang menunjukan bahwa terjadinya suatu perubahan yang radikal sebagai akibat dari Risakah Nabi Muhammad Saw.
c)      Tindakan Nabi terhadap tawanan perang untuk mendapatkan kebebasan diisyaratkan mengajar tulis baca kepada kaum muslimin.
d)     Adanya bukti-bukti historis beberapa peninggalan-peninggalan seperti adanya gua Tsur, gua Hira, mesjid Nabawi, masjid Quba, kuburan Nabi dan sebagainya.[6]


C.    PENUTUP/KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan  bahwa pendidikan islam pada zaman rosulallah  SAW di Makkah  dapat  diketahui  melalui  visi, misi, tujuan  sasaran (murid), pendidik, kurikulum, metode, pendekatan dalam pembelajaran, sarana prasarana, dan evaluasi.  Yang mana visi pendidikan di makkah ialah “Unggul dalam bidang akidah dan akhlak sesuai dengan nilai-nilai islam”, sedangkan  sasaran (peserta didiknya ) adalah bermula dari keluarga dekat  yang  selanjutnya  diikuti oleh keluarga agak jauh dan masyarakat  pada umumnya. Mereka itu adalah khadijah, Abu bakar, Ali bin abi thalib, Zaid, dan Ummu aiman.Selain itu, yang menjadi sasaranatau peserta didik adalah sejumlah penduduk yastrib yang berhaji ke Makkah. Dan pendidik disini langsung Nabi Muhammad saw, sedangkan lembaga yang digunakannya pada saat itu adalah rumah, dan metode yang digunakan Nabi Muhammad itu diantaranya ceramah, diskusi, dan main peran.







D.    DAFTAR BACAAN
Nata, Abuddin.  2011. Sejarah Pendidikan Islam. Media Group : Jakarta
Taqiyuddin, Khaerul, Wahidin. 1996. Sejarah Pendidikan Islam Umum &    Indonesia. IAIN Sunan Gunung Jati : Cirebon
Yunus,Mahmud. 1989. Sejarah Pendidikan Islam. PT Hidakarya Agung : Jakarta
Zuhairini. 1997. Sejarah Pendidikan Islam. Bumi Aksara: Jakarta.



[1]Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam.2011.( media Group. Jakarta):  H. 78
[2]Zuhairini. Sejarah Pendidikan Islam. 1997. (Bumi Aksara. Jakarta) : H. 20-21
[3] Mahmud Yunus,SejarahPendidikan Islam.1989.(PT HidakaryaAgung.Jakarta):  h.  5-6
[4]Abuddin Nata. Op. Cit. H. 79-88
[5] Mahmud Yunus. Op. Cit. H.  9-13
[6]Khaerul wahidin, Taqiyuddin, sejarahpendidikanislamumum di Indonesia,1996.(IAIN SunanGunungJati). Cirebon :  H. 17-19

Tidak ada komentar: