Jumat, 04 November 2016

Yasin Fadilah

Khusus buat ente yang suka ngaji aje gan download dimari nih :

http://upfile.mobi/MzdX8VNvvI4

Koala Komal

Langsung aje gan sedot ga usah basa basi

Koala kumal

http://upfile.mobi/xfstSfMFP9B

Jangan lupa follow fb ane yeee... Donasi cukup beri like pada blog. Salam sejahtera buat ente.

Senin, 21 Maret 2016

Kernel MIUI POLSKA 6.3.17 For RedmiNote2

download bahannya dimari gan

https://www.dropbox.com/s/4ipzdlno2v484ym/Kernel_Miui_Polska_6.3.17.zip?dl=0

lalu INSTAL VIA TWRP, rebooot.....

Minggu, 20 Maret 2016

Contoh Jadwal Ngaji


WAKTU SABTU AHAD SENIN SELASA RABU KAMIS JUM’AT
SUBUH 04.30-05.30 Surat-surat Pendek Surat-surat Pendek Surat-surat Pendek Surat-surat Pendek Surat-surat Pendek Surat-surat Pendek Yasin Fadilah
PAGI 06.50-13.30 Sekolah Sekolah/ Sholawat Sekolah Sekolah Sekolah Sekolah Sekolah/ Sholawat
ASHAR 15.30-16.30 Al-Qur’an Barzanji Yasin Fadilah Al-Qur’an Barzanji Yasin Fadilah Al-Qur’an Barzanji Yasin Fadilah Al-Qur’an Barzanji Yasin Fadilah Al-Qur’an Barzanji Yasin Fadilah Al-Qur’an Barzanji Yasin Fadilah Lalaran Jilid 1-3
16.30- 17.30 Lalaran Tasrifan Lalaran Tasrifan Lalaran Safinah Lalaran Jurmiyah Lalaran Jurmiyah Istighotsah Bebersih
MAGHRIB  18.00-18.15 Hijbuddardir Hijbuddardir Hijbuddardir Hijbuddardir Hijbuddardir Hijbuddardir Hijbuddardir
18.15-18.40 Al-Qur'anul Karim Al-Qur'anul Karim Al-Qur'anul Karim Al-Qur'anul Karim Al-Qur'anul Karim Yasin Fadhilah dan Marhabanan Al-Qur'anul Karim
ISYA 18.40-19.30 Jilid 4 - 5 Washoya Washoya Jilid 3 Jilid 3 Debaan Jilid 6-7
19-40-20.30 Tasrifan Jilid 1-2 Jurmiyah Jurmiyah Lalaran Imrithi/Alfiyah Istighotsah Safinah
20.30-21.30 Muthola'ah Muthola'ah Muthola'ah Muthola'ah Muthola'ah Muthola'ah Muthola'ah
Pengasuh,




Bidang Pendidikan dan Jam’iyyah,
Ny. Hj. Umi Salamah



Dini Wahyuningrum

Senin, 06 April 2015

Rukun Islam

Rukun Islam itu ada 5 : 1. Syahadat (bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan Allah) 2. Shalat 3. Zakat 4. Puasa 5. Haji

Senin, 17 Maret 2014

TATA CARA PELAKSANAAN SHALAT JUM’AT DAN DUA KHUTBAH

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Hari Jum’at adalah salah satu hari raya orang-orang Islam dan salah satu hari mulia yang telah dikhususkan oleh Allah SWT untuk umat Nabi Muhammad. Pada hari jum’at ada ibadah wajib yang dilaksanakan khusus untuk laki-laki, yaitu sholat jum’at yang dilaksanakan pada waktu tergelincirnya matahari (waktu sholat dzuhur).
Hari jum’at juga adalah hari yang istimewa, karena ada amalan-amalan tertentu yang apabila dilakukan pada hari biasa tidak dihitung sebagai ibadah, seperti mandi sebelum sholat jum’at atau banyak yang menyebut sebagai mandi jum’at dan banyak amalan-amalan sunnah yang lainnya.

B.     Rumusan Masalah
1.         Apa yang dimaksud shalat Jum’at?
2.         Apa syarat-syarat sahnya shalat Jum’at?
3.         Apa saja rukun khutbah Jum’at?
4.         Apa syarat-syarat hutbah Jum’at?
5.         Sunnah-sunnah apa saja yg dilakukan sebelum sholat Jum’at?
6.         Bagaimana niat shalat Jum’at?
7.         Bagaimana tata cara pelaksanaan shalat Jum’at?

C.     Tujuan Penulisan
1.         Untuk mengetahui pengertian shalat Jum’at.
2.         Untuk mengetahui syarat sahnya shalat jum’at.
3.         Untuk mengetahui rukun shalat jum’at.
4.         Untuk mengetahui syarat-syarat khutbah jum’at
5.         Supaya mengetahui sunnah-sunnah sebelum sholat jum’at
6.         Untuk memahami tata cara pelasanaan shalat Jum’at

BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Shalat Jum’at
Shalat Jum’at adalah shalat fardlu dua rakaat yang dikerjakan diwaktu shalat dzuhur pada hari Jum’at.[1] Shalat Jum’at hukumnya Fardlu Ain bagi setiap muslim laki-laki, mukallaf, merdeka, sehat, berada di suatu kampong atau negeri dan tidak dalam keadaan udzur, misalnya sakit, hujan atau menjadi musafir. Bagi kaum muslimin yang tidak udzur yang meninggalkan shalat Jum’at, maka ia disebut orang munafiq. Dalam sebuah hadits diterangkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa yang meninggalkan shlat Jum’at hingga 3x berturut-turut tanpa udzur maka ia termasuk golongan orang-orang munafiq”. (HR.Ath-Thabrani).[2]
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah ...” (QS. Al Jumu’ah: 9)[3]
الْجُمُعَةُ حَقٌّ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ فِى جَمَاعَةٍ إِلاَّ أَرْبَعَةً عَبْدٌ مَمْلُوكٌ أَوِ امْرَأَةٌ أَوْ صَبِىٌّ أَوْ مَرِيضٌ
Shalat Jumat itu adalah kewajiban bagi setiap muslim dengan berjamaah, kecuali (tidak diwajibkan) atas 4 orang. [1] Budak, [2] Wanita, [3] Anak kecil dan [4] Orang sakit.” (HR Abu Daud)[4]
Ketahuilah bahwa sesungguhnya hari jum’at adalah salahsatu hari raya hari raya orang-orang Islam dan salahsatu hari mulia yang telah dikhususkan oleh Allah untuk umat Nabi Muhammad SAW. di dalamnya terdapat saat-saat ijabah yang dirahasiakan. Jika seorang muslim meminta kepada Allah tepat pada saat-saat tersebut, maka Allah mengabulkan hajatnya. Oleh karena itu, bersiap-siaplah untuk memulaiakan hari jum’at sejak hari kamisnya. Dengan cara membersihkan pakaian (yang akan dipakai pada hari jum’at) dan memperbanyak istigfar serta tasbih di hari kamis sore, karena sesungguhnya waktu tersebut keutamaannya sama dengan keutamaan hari jum’at.[5]
B.     Syarat-syarat Sahnya Shalat Jum’at :
1.         Dikerjakan dengan berjama’ah
Rasulullah SAW mengerjakan sholat jum’ah dimadinah dengan empat puluh sahabat. (riwayat Imam Baehaqi, dari kitab Qalyubi wa ‘Umairah)[6]
2.      Tempat shalat Jum’at sudah tertentu
3.      Dilakukan waktu Dzuhur
Diriwayatkan dari Sahl Radiyallahu ‘anhu, dia telah berkata: “kami tidak pernah tidur atau makan pada waktu siang kecuali sesudah melakukan sholat Jum’ah[7]
4.      Sebelum shalat Jum’at didahului dua khutbah[8]
Diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, dia telah berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu berkhutbah pada hari jum’ah dengan berdiri, kemudian beliau duduk, lalu berdiri lagi.“ Dia berkata: “sebagaumana dilakukan sekarang ini[9]
C.     Rukun Khutbah Jum’at :
1.         Membaca “Alhamdulillah” dalam khutbah itu
Sesuai dengan hadist yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah ia berkata: bahwasanya; Apabila Rasulullah saw menyampaikan khutbah pada hari Jum’at beliau memuji Allah, suaranya lantang, dan semangatnya berkobar-kobar bagaikan panglima perang yang sedang memberikan komando kepada bala tentaranya. Beliau bersabda: Hendaklah kalian selalu waspada di waktu pagi dan petang. Aku diutus antara aku dan hari kiamat adalah seperti dua jari ini (yakni jari telunjuk dan jari tengah). Kemudian beliau melanjutkan bersabda: Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad saw. Seburuk-buruk perkara adalah perkara yang diada-adakan dan setiap bid’ah adalah sesat. Kemudian beliau bersabda: Aku lebih utama bagi setiap muslim daripada dirinya sendiri. Karena itu, siapa yang meninggalkan harta, maka harta itu adalah miliki keluarganya. Sedangkan siapa yang mati dengan meninggalkan hutang atau keluarga yang terlantar, maka hal itu adalah tanggungjawabku. (HR Muslim)[10]
2.         Membaca shalawat Nabi Muhammad saw dalam dua khutbah
3.         Berwasiat dengan “Taqwa” kepada Allah dalam dua khutbah
4.         Membaca ayat Al-Qur’an dalam satu khutbah
Di khutbah pertama dan kedua sesuai dengan hadist yang diriwayatkan dari Jabir bin Samrah ra, ia berkata: “sesungguhnya Rasulallah saw duduk di antara dua khubah jum’at, membaca Al-Qur’an dan menasihati manusia” (HR Muslim)[11]
5.      Memohon maghfiroh (ampunan) bagi sekalian mu’minin pada khutbah yang kedua.[12]
D.     Syarat-syarat Khutbah Jum’at :
1.         Hendaklah kedua khutbah itu dimulai sesudah tergelincir matahari,
2.         Sewaktu khutbah hendaknya berdiri jika kuasa,
3.         Khatib hendaknya duduk diantara dua khutbah, sekurang-kurangnya berhenti sebentar,
4.         Hendaklah dengan suara yang keras kira-kira terdengar oleh bilangan yang sah Jum’at dengan mereka, karena yang dimaksud mengadakan khutbah itu, ialah sebagai nasihat dan pelajaran buat mereka,
5.         Hendaklah berturut-turut (tertib),
6.         Khatib hendaklah suci dari hadats dan najis,
7.         Khatib hendaknya menutup auratnya.[13]
E.      Sunnah-sunnah Jum’at :
Bagi orang yang akan mengikuti shalat Jum’at, disunnahkan untuk mengerjakan :
1.         Mandi dan membersihkan tubuh
Mandi pada hari Jumat wajib hukumnya bagi setiap muslim yang balig berdasarkan hadits Abu Sa’id Al Khudri, di mana Rasulullah bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : «إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمُ الجُمُعَةَ، فَلْيَغْتَسِلْ»
Dari Abdullah bin Umar r.a bahwa rasulullah saw bersabda : Apabila seseorang diantara kalian menghadiri sholat jum’at, hendaklah dia mandi. HR Bukhori. Waktunya adalah sebelum berangkat sholat Jumat. Adapun tata cara mandi Jumat ini seperti halnya mandi janabah biasa. Rasulullah bersabda yang artinya, “Barang siapa mandi Jumat seperti mandi janabah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2.         Memakai pakaian yang bersih/putih
3.         Memakai wangi-wangian
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Barang siapa mandi pada hari Jumat dan bersuci semampunya, lalu memakai minyak rambut atau minyak wangi kemudian berangkat ke masjid dan tidak memisahkan antara dua orang, lalu sholat sesuai yang ditentukan baginya dan ketika imam memulai khotbah, ia diam dan mendengarkannya maka akan diampuni dosanya mulai Jumat ini sampai Jumat berikutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
4.      Memotong kuku dan mencukur kumis
5.      Memperbanyak membaca ayat Al-Qur’an, do’a dan dzikir
6.      Tenang waktu khatib membaca khutbah[14]
7.      Bersegera pergi ke masjid
Rasulullah bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الجُمُعَةِ غُسْلَ الجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ، فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ، فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ، فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ، فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الخَامِسَةِ، فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً، فَإِذَا خَرَجَ الإِمَامُ حَضَرَتِ المَلاَئِكَةُ يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ»
Artinya : “Barang siapa berangkat ke masjid (Shalat Jum’at) di waktu pertama, maka seperti berqurban onta, barang siapa berangkat di waktu kedua makka seperti berqurban sapi, barang siapa yang berangkat di waktu ketiga, maka seperti berqurban kambing, barang siapa yang berangkat di waktu keempat, maka seperti berqurban (bersedekah) ayam, dan barang siapa yang berangkat di waktu kelima, maka seperti berqurban (bersedekah) telor”. [15]
Disebutkan pula di dalam sebuah riwayat, ”Sesungguhnya manusia di dalam melihat Allah SWT saat di surga, kedekatan mereka dengan-Nya akan sesuai dengan bergegasnya mereka untuk shalat Jum’at.”
F.      Niat Shalat Jum’at
Niat shalat Jum'at bagi makmum:

أصَلِّي فَرْضَالُجْمَعةِرَكْعَتَيْنأَدَاءً مُسْتَقْبِلَ الِقبْلَةِ مَأمُومًا ِللهِ تَعاليَ
Niat sholat Jum'at bagi Imam:

أُصَلِّي فَرْضَ الُجْمَعةِ رَكْعَتَيْن أَدَاءً مُسْتَقْبِلَ الِقبْلَةِ إمَامًا ِللهِ تَعاليَ
“Ushalli fardlal jum’ati rak’ataini mustaqbilal qiblati adaa-an (ma’muman/imaman) lillahi ta’ala”.
Keterangan: Bagi orang yang terlambat datang di masjid, sedangkan khatib sedang berkhutbah, hendaklah mempercepat shalat sunnahnya (tahiyatul masjid) dua rakaat, lalu duduk terus mendengarkan khutbah.[16]
G.     Tata Cara Shalat Jum’at
Adapun tata cara pelaksanaan salat Jum’at, yaitu :
1.         (Pada beberapa masjid) mengumandangkan Adzan Dzuhur sebagai adzan pertama,
2.         Khatib naik ke atas mimbar setelah tergelincirnya matahari (waktu dzuhur), kemudian memberi salam dan duduk.
3.         Muadzin mengumandangkan adzan sebagaimana halnya adzan dzuhur. Pada beberapa masjid adzan ini adalah adzan kedua.
4.         Khutbah pertama: Khatib berdiri untuk melaksanakan khutbah yang dimulai dengan hamdalah dan pujian kepada Allah SWT serta membaca shalawat kepada Rasulullah SAW. Kemudian memberikan nasihat kepada para jama’ah, mengingatkan mereka dengan suara yang lantang, menyampaikan perintah dan larangan Allah SWT dan RasulNya, mendorong mereka untuk berbuat kebajikan serta menakut-nakuti mereka dari berbuat keburukan, dan mengingatkan mereka dengan janji-janji kebaikan serta ancaman-ancaman Allah Subhannahu wa Ta'ala.
5.         Khatib duduk sebentar di antara dua khutbah
6.         Khutbah kedua : Khatib memulai khutbahnya yang kedua dengan hamdalah dan pujian kepadaNya. Kemudian melanjutkan khutbahnya dengan pelaksanaan yang sama dengan khutbah pertama sampai selesai
7.         Khatib kemudian turun dari mimbar. Selanjutnya muadzin melaksanakan iqamat untuk melaksanakan salat. Kemudian memimpin salat berjama'ah dua rakaat dengan mengeraskan bacaan.[17]

 

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
v  Shalat Jum’at adalah shalat fardlu dua rakaat yang dikerjakan diwaktu shalat dzuhur pada hari Jum’at.
v  Syarat-syarat sahnya Shalat Jum’at: 1)Dikerjakan dengan berjama’ah, 2)Tempat shalat Jum’at sudah tertentu, 3)Dilakukan waktu Dzuhur, 4)Sebelum shalat Jum’at didahului dua khutbah.
v  Rukun Khutbah Jum’at: 1)Membaca “Alhamdulillah” dalam khutbah itu, 2)Membaca shalawat Nabi Muhammad saw dalam dua khutbah, 3)Berwasiat dengan “Taqwa” kepada Allah dalam dua khutbah, 4)Membaca ayat Al-Qur’an dalam satu khutbah, 5)Memohon maghfiroh (ampunan) bagi sekalian mu’minin pada khutbah yang kedua.
v  Syarat-syarat Khutbah Jum’at: 1)Hendaklah kedua khutbah itu dimulai sesudah tergelincir matahari, 2)Sewaktu khutbah hendaknya berdiri jika kuasa, 3)Khatib hendaknya duduk diantara dua khutbah, 4)Hendaklah dengan suara yang keras, 5)Hendaklah berturut-turut (tertib), 6)Khatib hendaklah suci dari hadats dan najis, 7)Khatib hendaknya menutup auratnya.
v  Sunnah-sunnah Jum’at: 1)Mandi dan membersihkan tubuh, 2)Memakai pakaian yang bersih/putih, 3)Memakai wangi-wangian, 4)Memotong kuku dan mencukur kumis, 5)Memperbanyak membaca ayat Al-Qur’an, do’a dan dzikir, 6)Tenang waktu khatib membaca khutbah, 7)Bersegera pergi ke masjid.
v  Tata cara shalat jum’at: 1)Mengumandangkan Adzan Dzuhur, 2)khatib memberi salam dan duduk, 3)Muadzin mengumandangkan adzan sebagaimana halnya adzan dzuhur, 4)Khutbah pertama, 5)Khatib duduk sebentar di antara dua khutbah, 6)Khutbah kedua, 7)Khatib kemudian turun dari mimbar. Selanjutnya muadzin melaksanakan iqamat untuk melaksanakan salat.
  
Daftar Pustaka
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Jakarta, At-Tahiriyah, 1976).
Zainuddin bin Abdul Aziz al-Malibari al-Fannani, Terjemah Fat-hul Mu’in Jilid 1, (Bandung, Sinar Baru Algensindo, 1994).
Ahmad Mudjab Mahalli, Hadits-hadits Muttafaq ‘Alaih, (Jakarta, Kencana, 2003) cet.1.
Syafi’I, M, Pedoman Ibadah, (Surabaya, Arkola).
Al-Mutamakkin, Yahya. Terjemah dan Penjelasan Bidayatul Hidayah. (Semarang, Karya Toha Putra)
http://hasansaggaf.wordpress.com/2012/02/29/rukun-khutbah-jumat/



Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah, Dzat yang menegakkan langit, membentangkan bumi, dan mengurusi mahluk, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelaikan pembuatan makalah yang berjudul “TATA CARA PELAKSANAAN SHALAT JUM’AT DAN DUA KHUTBAH” yang Insya Allah dapat diselesaikan dengan baik.
Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Hamba Allah dan utusan-Nya yang tercinta, sosok yang paling utama diantara seluruh mahluk. Beliau dimuliakan dengan Al-Qur’an yang merupakan mukjizat serta sunnah yang telah membimbing bagi umat manusia sampai akhir zaman.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembutan makalah ini banyak kesalahan dan masih jauh dengan kata sempurna. Untuk itu penyususun mengharapakan masukan, kritik dan saranya supaya dalam pembutan makalah akan jauh lebih baik dan dekat dengan kata sempurna.


                                                          Cirebon, 10 Maret 2014      



 Penyusun                    

 DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan.............................................................................................. 1
A.     Latar Belakang............................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah....................................................................................... 1
C.     Tujuan........................................................................................................ 1
BAB II Pembahasan............................................................................................ 2
A.     pengertian sholat jum’at............................................................................... 2
B.     Syarat-syarat sahnya sholat jum’at............................................................... 3
C.     Rukun khutbah jum’at................................................................................. 3
D.     Syarat-syarat khutbah jum’at....................................................................... 4
E.      Sunnah-sunnah jum’at................................................................................. 5
F.      Niat shola jum’at......................................................................................... 6
G.     Tata cara sholat jum’at................................................................................ 7
BAB III Penutup.................................................................................................. 8
Kesimpulan................................................................................................. 8
DaftarPustaka

 TATA CARA PELAKSANAAN SHALAT JUM’AT
DAN DUA KHUTBAH
MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah : Materi Bimbingan Bribadah
Dosen : Drs. H. Mahfud, M.Ag
 









Disusun oleh:
Kelompok III / PAI-D / VI

Megan Septiani                                  (14111120122)
Moh. Ja’far Shodiq M. Noor            (14111110060)
Siti Khusniyah                                    (14111120124)

ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI
CIREBON
2014



[1] Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Jakarta, At-Tahiriyah, 1976) hlm: 123.
[2]Syafi’I, M, Pedoman Ibadah, (Surabaya, Arkola) hlm: 113-114.
[3] Zainuddin bin Abdul Aziz al-Malibari al-Fannani, Terjemah Fat-hul Mu’in Jilid 1, (Bandung, Sinar Baru Algensindo, 1994) hlm: 423.
[4] Ibid, Hlm: 423
[5] Al-Mutamakkin, Yahya. Terjemah dan Penjelasan Bidayatul Hidayah. (Semarang, Karya Toha Putra) hlm: 92.
[6] Zainuddin bin Abdul Aziz al-Malibari al-Fannani, Op.,Cit, Hlm: 429
[7] Ahmad Mudjab Mahalli, Hadits-hadits Muttafaq ‘Alaih, (Jakarta, Kencana, 2003) cet.1, hlm: 415-416.
[8] Syafi’I, M, Op.,Cit, hlm: 114
[9] Ahmad Mudjab Mahalli, Op., Cit, hlm: 416
[10] http://hasansaggaf.wordpress.com/2012/02/29/rukun-khutbah-jumat/
[11] ibid
[12] Syafi’I, M, Op.,Cit, hlm: 114
[13] Sulaiman Rasjid, Op.,Cit, hlm: 126-127
[14] Syafi’I, M, Op.,Cit, hlm: 114
[15] Al-Mutamakkin, Yahya. Terjemah dan Penjelasan Bidayatul Hidayah. (Semarang, Karya Toha Putra), hlm: 92-93
[16] Syafi’I, M, Op.,Cit, hlm: 115
[17] http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Jumat