Rabu, 11 Desember 2013

Artikel tentang Keutamaan Berdo’a

      Eksistensi manusia di dunia ini terdiri dari dua unsur, yaitu jasmani dan rohani. Keduanya mempunyai kebutuhan masing-masing pada diri seseorang. Jasmani membutuhkan materi yang berfungsi agar bisa bertahan hidup, sedang rohani membutuhkan ketentraman. Berhubungan dengan hal itu, manusia sebagai makhluk yang dikaruniai akal sehat oleh sang pencipta hendaknya bisa bertafakkur dan memohon kepada-Nya. Usaha manusia dengan jasmaninya akan memperoleh segala kebutuhan jasmaninya, namun keberhasilan usaha jasmani seseorang, tidak lepas juga dari usaha rohaninya, yakni melalui do'a. Begitupun usaha rohani. Manusia yang hanya mengandalkan do'a saja tanpa usaha jasmani, cita-cita dan keinginannya tidak akan terwujud. 
      Oleh karena itu, Allah menyuruh hamba-Nya untuk selalu berdo'a, memohon kepada-Nya segala sesuatu yang menjadi kebutuhan hidupnya. Sebagaimana sabda-Nya yang tertera dalam Al-Qur'an surat al-Mu'minun, ayat 60 yang berbunyi:

 اُدْعُوْنِيْ فَاسْتَجِبْ لَكُمْ 

Artinya: "Berdoa'alah (mintalah) kepada-Ku, niscaya aku akan mengabulkan (permintaanmu). (Q.S. al-Mu'minun:60) 

 Rasulullah SAW bersabda:

 إِنَّ الْعَبْدَ لاَ يُخْطِئُهُ مِنَ الدُّعَاءِ إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّاذَنْبٌ يُغْفَرُ لَهُ وَإِمَّا خَيْرٌ يُعَجَّلُ لَهُ وَإِمَّاخَيْرٌ يُدَخَّرُلَهُ 

 Artinya: "Sesungguhnya orang yang berdo'a itu tak luput dari salah satu diantara tiga perkara. 1.diampuni dosanya 2.diberi kebaikan dengan kontan 3.diberi kebaikan yang dikemudiankan”. 

      Maka atas dasar perintah tersebut, berdo'a bukan hanya memohon sesuatu yang diinginkan oleh kita, tetapi berdo'a itu bernilai ibadah yang harus senantiasa dilakukan. al-Imam al-Ghozali berpendapat do'a adalah puncak dari segala ibadah. oleh karenanya berdo'alah yang khusyu', agar apa yang menjadi hajat (kebutuhan) kita dikabulkan oleh sang khaliq. 

Rasulullah SAW bersabda:

 اَلدُّعَاءُ مُخُّ الْعِبَادَةِ 


 Artinya: "Do'a itu adalah sumsumnya ibadah".

      Kemudian apabila ada orang yang bertanya apa faedah dari do’a? Sementara takdir Allah sendiri tidak bisa kita hindari? Maka cukuplah kita menjawabnya sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Imam Ghozali dalam kitabnya Ihya ‘Ulumuddin, bahwa ketahuilah!!! Berdo’a itu sendiri termasuk dari takdir Allah.

Tidak ada komentar: