Kamis, 31 Oktober 2013

Media Pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs



BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Media Pembelajaran
Kata media sendiri berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.[1] Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely (1971) menyatakan, apabila dipahami secara garis besar, maka media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun suatu kondisi atau membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalm pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.[2]  Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.[3]
B.     Jenis  Media Pembelajaran
1.      Media Cetak
Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi , seperti buku dan materi visual statis, terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Materi cetak dan visual merupakan dasar pengembangan dan penggunaan kebanyaan materi pembelajaran lainnya. Teknologi ini menghasilkan materi dalam bentuk salinan tercetak. Terknologi cetak memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati berdasarkan ruang.
b.      Baik teks maupun visual, keduanya menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif.
c.       Teks dan visual ditampilkan statis
d.      Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip kebahasaan dan preseepsi visual.
e.       Baik teks maupun visual, keduanya berorientasi kepada siswa.
f.       Informasi dapat diatur atau ditata ulang oleh pemakai.
2.      Media Audio Visual
Teknologi merupakan cara menghasilkan dan menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik, untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Ciri-ciri utama teknologi media audio visual adalah sebagai berikut :
a.       Bersifat linear
b.      Visualisasi yang dinamis
c.       Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang atau pembuatnya.
d.      Merupakan representasi fisik dari gagasan rill atau gagasan abstrak.
e.       Dikembangkan menurut prinsip psikologi behaviorisme dan kognitif.
f.       Umumnya berorientasi kepada guru, dengan tingkat keterlibatan interaktif siswa yang rendah.
3.      Media Komputer
Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mocro-processor. Beberapa ciri media yang dihasilkan teknologi berbasis komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) adalah sebagai berikut :
a.       Dapat digunakan secara acak nonsekuensial, atau secara linear
b.      Dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan perancang atau pengembangan sebagaimana direncanakannya.
c.       Biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak, dengan kata, simbol,dan grafik.
d.      Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini.
e.       Pembeljaran berorientasi kepada siswa dan melibatkan interaksi siswa yang tinggi.[4]
4.      Media berbasis manusia
Media berbais manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Misalnya, media manusia dapat mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu apa yang terjadi dengan lingkungan.[5]
Drs. Madyo Ekosusilo membagi alat pendidikan menjadi dua jenis yaitu:
1.      Media pembelajaran yang bersifat materiil yaitu alat-alat pengajaran yang berupa benda-benda yang nyata.
2.      Media pembelajaran yang bersifat non materiil yaitu alat-alat pembelajara yang tidak bersifat kebendaan melainkan segala macam keadaan atau kondisi, tindakan dan perbuatan yang diadakan atau dilakukan dengan sengaja sebagai sarana dalam melaksanakan pendidikan. contohnya hukuman, nasihat, kewibawaan, pujian, dan lain-lain.[6]
C.    Contoh-contoh Media Pembelajaran
1.      Papan Tulis
Alat pengajaran ini sangat populer, digunakan oleh sekolah yang tradisional maupun yang modern dan dapat dikombinasikan dengan alat pengajaran lainnya seperti radio, TV. Alat ini dimanfaatkan dalam tiap metode pengajaran. Papan tulis dapat dipakai untuk tulisan , membuat gambar, grafik, diagram, peta, dan sebagainya dengan kapur yang putih maupun yang berwarna.
Setiap guru harus pandai menulis dan menggambar di papan tulis . Papan tulis harus dibersihkan sebelum digunakan, seperti membersihkan piring dari sisa-sisa makanan, sebelum digunakan untuk hidangan baru.
2.      Gambar
Gambar-gambar dapat dikumpulkan dari berbagai sumber seperti kalender, majalah, surat kabar, pamflet dari biro perjalanan, dan sebagainya. Gambar-gambar dapat dikumpulkan dalam map menurut kategori tertentu agar nudah dicari kembali bila diperlukan.
3.      Model
Model dapat merupakan tiruan dari benda yang sebenarnya seperti model mobil, kereta api, rumah, binatang, dan lain-lain.
4.      Koleksi
Bermacam-macam koleksi dapat diadakan seperti macam-macam tekstil, batu-batun, daun kering, mata uang, perangko, dan sebagainya.
5.      Peta  dan globe
Geografi dan pelajaran sejarah akan pincang tanpa peta. Macam-macam peta harus disediakan tentang tiap bagian dunia, juga peta ekonomi , penududk dan sebagainya.
6.      Buku Pelajaran[7]
Merupakan alat yang paling banyak digunakan diantra semua alat pengajaran lainnya. Buku pelajaran telah digunakan sejak manusia pandai menulis dan membaca, akan tetapi meluas dengan pesat setelah ditemukannya alat cetak.[8]
7.      Al Qur’an dan dan Al Hadits.
8.      Melalui objek atau tempat peninggalan sejarah, atau alam yang mempunyai keindahan tersendiri,  seperti: makam para wali, bekas-bekas kerajaan Islam, museum, kebun binatang, diajak berkemah, dll.
9.      Melalui dokumentasi sejarah perkembangan keagamaan yang terdapat dalam arsip nasional dan lain-lainnya.[9]
10.  Media realita/benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realita ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa.[10]
D.    Fungsi Media Pembelajaran
Fungsi media dalam pendidikan atau pembelajaran adalah menciptakan iteraksi langsung dan tidak langsung antara sumber referensi, guru, dan siswa untuk membantu mengatasi berbagai hambatan-hambatan dalam proses belajar mengajar, sehingga proses komunikasi akan berhasil dan mudah untuk difahami.
Secara umum media pendidikan mempunyai fungsi, sebagai berikut:
1.      Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3.      Mengatasi sikap pasif anak didik, dalam hal ini media pendidikan berguna: Menimbulkan kegairahan belajar, memungkin interaksi lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.
4.      Mendorong terjadinya interaksi langsung antara siswa dan guru, siswa dengan sesama mereka, serta siswa dengan lingkungannya.
5.      Memungkinkan kegiatan belajar mengajar siswa berlangsung sesuai dengan pilihannya dan dengan kemampuan serta kesenangannya[11].





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pesan-pesan atau informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Media Pembelajaran terdiri dari media berbasis manusia, media cetak, media audio visual, media komputer.Contoh media pembelajaran yaitu papan tulis, gambar, model, peta dan globe, dll, yang kesemuanya itu tentulah mempunyai fungsi agar memperjelas penyajian materi atau pesan yang akan disampaikan, mengatsi keterbatasan ruang, waktu an daya indera kita, mengatasi sikap anak supaya tidak pasif di kelas, mendorong terjadinya interaksi angsung antara siswa dan guru, dan siswa dengan sumber belajar, atau siswa dengan siswa. Dan masih banyak lagi yang lainnya.



[1] Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta,2006), h.120
[2] Cecep Kustandi & Bambang Sucipto, Media Pembelajaran, (Bogor : Ghalia Indonesia,2011),
hh.7-8
[3] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Grafindo Persada,2010), h.4
[4] Op.Cit Cecep Kustandi & Bambang Sucipto, hh.33-35
[5] Op.Cit. Azhar Arsyad, h.82
[6] Abu Ahmadi, nur Uhbiyati, Ilmu pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,2003), h.142
[7] Op. Cit.Nasution, h.102
[8] Ibid. h.102
[9] Zakiah Drajat, dkk, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara,2004), h.
[10] Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo ofset,2009) h.102
[11] Amir Abyan, Materi Pokok Perencanaan Dan Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,( Jakarta : Rineka Cipta,1997), hal.140

Tidak ada komentar: