BAB
I
PENTINGNYA
ILMU PENGETAHUAN
DAN
MENGHARGAI WAKTU
A.
Memahai isi kandungan Surat Al-'alaq
Mufrodat/Arti kata-kata:
إقرأ : bacalah
بِاسْمِ
رَبِّكَ:
Dengan menyebut nama Tuhanmu
أَلَّذِيْ
خَلَقَ :
Yang menciptakan
خَلَقَ
الاِنْسَانَ :
Dia telah menciptakan Manusia
مِنْ عَلَقٍ : Dari segumpal darah
وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُ : Dan Tuhanmu-lah yangMaha Pemurah
اَلَّذِيْ عَلَّمَ : Yang mengajarkan
بِالْقَلَمِ : Dengan qolam (pena)
عَلَّمَ
الْاِنْسَانَ : Dia mengajarkan kepada manusia
مَا لَمْ
يَعْلَمْ :
Apa yang tidak diketahuinya
Surat Al 'Alaq terdiri atas 19 ayat, termasuk golongan
surat-surat Makkiyah. Ayat 1 sampai dengan 5 dari surat ini adalah ayat-ayat
Al Quran yang pertama sekali diturunkan, yaitu di waktu Nabi Muhammad s.a.w.
berkhalwat di gua Hira'. Surat ini dinamai Al 'Alaq (segumpal darah),
diambil dari perkataan Alaq yang terdapat pada ayat 2 surat ini. Surat
ini dinamai juga dengan Iqra atau Al Qalam.
Pokok-pokok isinya:
Perintah membaca Al Quran;
manusia dijadikan dari segumpal darah; Allah menjadikan kalam sebagai alat
mengembangkan pengetahuan; manusia bertindak melampaui batas karena merasa
dirinya serba cukup; ancaman Allah terhadap orang-orang kafir yang menghalang-halangi
kaum muslimin melaksanakan perintah-Nya.
Terjemah :
AL 'ALAQ
(SEGUMPAL DARAH)
SURAT KE 96 :
19 ayat
Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
1.
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
menciptakan,
2.
Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah.
3.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
4.
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],
5.
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
6.
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,
7.
karena dia melihat dirinya serba cukup.
8.
Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).
9.
Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang,
10.
seorang hamba ketika mengerjakan shalat[1590],
11.
bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas
kebenaran,
12.
atau dia menyuruh bertakwa (kepada
Allah)?
13.
Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan
berpaling?
14.
Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala
perbuatannya?
15.
Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian)
niscaya Kami tarik ubun-ubunnya[1591],
16.
(yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.
17.
Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),
18.
kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah[1592],
19.
sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah
dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).
Keterangan :
[1589].
Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
[1590].
Yang dimaksud dengan orang yang hendak melarang itu ialah Abu Jahal, yang
dilarang itu ialah Rasulullah sendiri. Akan tetapi usaha ini tidak berhasil
karena Abu Jahal melihat sesuatu yang menakutkannya. Setelah Rasulullah
selesai shalat disampaikan orang berita itu kepada Rasulullah. Kemudian
Rasulullah mengatakan: "Kalau jadilah Abu Jahal berbuat demikian pasti
dia akan dibinasakan oleh Malaikat."
[1591].
Maksudnya: memasukkannya ke dalam neraka dengan menarik kepalanya.
[1592].
Malaikat Zabaniyah ialah malaikat yang menyiksa orang-orang yang
berdosa di dalam neraka.
Isi Kandugan
Ayat :
Nabi menerima wahyu yang pertama kali dari Allah, tepatnya ketika
beliau berada di gua Hiro, yaitu suatu gua yang terletak di pinggiran kota
Mekkah. Beliau pergi ke sana untuk berkhalwat (menyepikan diri dari
keramaian) untuk beberapa malam.
Sesekali beliau pulang ke rumah, untuk mengambil bekal dari Siti Khadijah.
Pada suatu hari ketika beliau sedang berada di gua Hiro,
datanglah Jibril, dan menyuruh nabi untuk membaca. Lalu nabi menjawab:
"Aku tidak bisa membaca". Jibril merangkul nabi dengan sangat erat,
hingga membuat nabi sesak nafas. Lalu Jibril melepaskannya sembari berkata:
"wahai Muhammad, "bacalah". Nabi pun menjawab dengan jawaban
yang sama seperti jawaban pertama yang ditanyakan oleh jibril, "Aku
tidak bisa membaca". Pertanyaan itu terulang hingga tiga kali, dan nabi
masih menjawabnya dengan jawaban yang sama. Lalu Jibril membacakan ayat 1
sampai 5 dari surat Al-'alaq di atas.
Setelah pertemuan yang sangat melelahkan itu
terjadi, Nabi Muhammad SAW dengan rasa gemetar dan ketakutan, pulang menemui
istri beliau sambil berkata: "Selimutilah aku, selimutilah aku. Dengan
gegas Khadijah melakukan apa yang diperintahkan oleh suaminya itu. Dan
Khadijah pun bertanya kepada Nabi: "Apa yang sudah terjadi pada dirimu
wahai suamiku?, mau kah engkau menceritakannya kepadaku?". Tidak
menunggu lama, putra Abdullah bin Abdul Muthallib pun segera menceritakannya
atas apa yang sudah terjadi kepada teman sehidup sematinya Khadijah binti
Khuwailid, dan Nabi menambahkan: "Aku sangat khawatir tentang apa yang
akan terjadi pada diriku", ucap nabi lirih. Lalu Khadijah berkata:
"Tak usah khawatir… malah seharusnya engakau gembira. Demi Allah Tuhan
tidak akan menyusahkanmu". Engkau menghubungkan silaturrahmi, berbicara
benar, membantu orang-orang yang tidak mampu, menghormati tamu dan
meringankan kesulitan-kesulitan orang yang ada di sekitarmu.
Kemudian Khadijah membawa nabi menemui
Waroqoh bin Naufal (anak paman Khadijah) yang beragama Nasrani. Ia banyak
menulis buku-buku berbahasa Arab dan Ibrani yang berasal dari Injil. Khadijah
bertanya kepadanya: "Wahai anak pamanku! Dengarkanlah cerita dari anak
saudaramu ini!". Lalu Waraqah bertanya: "Apakah yang ingin engkau
ketahui wahai anak saudaraku?". Lalu Nabi menceritakan kepadanya apa
yang telah terjadi di gua Hira. Kemudian Waraqah berkata: "Itu adalah
Jibril, yang pernah datang menemui Isa as. Jika aku kembali muda dan tangkas,
ketika kaum mu mengusirmu… di tengah-tengah perkataan Waraqah, nabi bertanya:
"Apakah mereka akan megusirku?". Jawab waraqah: "Ya!, hanya
sedikit yang mengemban apa yang kau bawa.
Berdasarkan cerita di atas, bahwasanya Allah
menyuruh Nabi untuk membaca, sedangkan beliau tidak pandai membaca dan
menulis. Maka dengan kekuasaan Allah, beliau akhirnya bisa mengikuti apa yang
diucapkan Jibril. Dan Allah akan menurunkan suatu kitab yang akan menjadi
petunjuk bagi umat manusia.
Allah mengungkapkan cara bagaimana ia
menjadikan manusia, yaitu diberikan kesanggupan untuk menguasai segala
sesuatu yang ada di bumi. Serta menundukkannya untuk keperluan hidupnya
dengan ilmu yang diberikan Allah kepadanya.
Dalam surat ini, juga mempunyai pesan
singkat, yakni bacaan tidak akan melekat pada diri seseorang kecuali dengan
mengulang-ngulangi dan membiasakannya. Maka seakan-akan pesan Allah yang
terkandung dalam surat Al-'alaq di atas adalah perintah untuk belajar dengan
cara membaca yang teus-menerus tanpa ada rasa putus asa. Sampai Allah
membukakan pemahaman kepadanya.
Allah menyediakan qalam sebagai alat tulis,
sehingga tulisan itu menjadi penghubung antara manusia dengan ilmu yang akan
diperolehnya. Karena sudah barang pasti, manusia itu dijadikan oleh Allah
sebagai makhluk yang selalu salah dan lupa. Dengan qalam, ilmu itu bisa
membekas dan akan terpatri. Jika suatu saat kita lupa, kita bisa membukanya
kembali, tentang apa yang sudah kita pelajari di masa lalu.
Bukan sesuatu yang mustahil pula, jika Allah
menjadikan manusia pilihan-Nya yaitu Muhammad, sebagai orang yang pandai
membaca dan menulis saat itu, tapi hal itu sengaja Allah jadikan sebuah
pelajaran untuk ummatnya. Karena semua itu butuh proses, dan usaha yang keras
jika kita mau merasakan hasilnya.
Lihatlah bagaimana Tuhanmu menciptakanmu. Ia
menciptakanmu dari sesuatu yang hina. Melalui proses yang begitu panjang,
hingga sampai kepada tahap yang paling sempurna yaitu sebagai manusia yang
dapat mengetahui segala sesuatu. Dial ah Tuhan yang menagajarkan kepada
manusia berbagai macam ilmu pengetahuan yang bermanfaat, yang menjadikan dia
lebi utama disbanding makhuk ciptaan-Nya yang lain.
Kesimpulan:
Surat Al 'Alaq menerangkan bahwa
Allah menciptakan manusia dari benda yang hina kemudian memuliakannya dengan
mengajar membaca, menulis dan memberinya pengetahuan. Tetapi manusia tidak ingat
lagi akan asalnya, karena itu dia tidak mensyukuri nikmat Allah itu, bahkan
dia bertindak melampaui batas karena melihat dirinya telah merasa serba cukup.
Tingginya nilai membaca,menulis dan berilmu
pengetahuan itu sangat besar. Dengan membaca kita bisa tau segalanya. Sebagai
contoh kecil saja, kita tau perjuangan Nabi dan para sahabatnya dalam
menegakkan agama Allah, meskipun kita tidak hidup sezaman dengan beliau,
tetapi tau kisah dan perjuangannya dari berbagai buku-buku yang ada, atau
catatatan-catatan sejarah karya para ilmuan dan ulama sebagai penerus pejuang
Islam di masa sekarang ini.
Dan Andaikata tidak karena qalam, niscaya
banyak ilmu pengetahuan yang tidak terpelihara dengan baik. Hilang begitu
saja seiring wafat dan meninggalnya para ulama dan ilmuan zaman dulu, karena
tidak ada bukti tertulis.
B.
Memahami Isi Kandungan Surat
Al-'asr
|
Mufrodat/Arti kata-kata
وَالْعَصْرِ : Demi masa
إِنَّ : Sesungguhnya
الْاِنْسَانَ : Manusia
فِيْ : Di/ di dalam
خًسْرٍ : Kerugian
إِلاَّ: Kecuali
امَنًوْا : Orang-orang yang beriman
وَعَمِلًوْا: : dan yang mengerjakan
اَلصِّالِحَاتِ : Amal saleh/ kebaikan-kebaikan
وَتَوَاصَوْا : Saling menasihati
بِالْحَقِّ : Dengan Kebenaran
بِالصِّبْرِ : Dengan kesabaran
Surat Al 'Ashr terdiri atas 3 ayat, termasuk golongan surat-surat
Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Alam Nasyrah. Dinamai Al 'Ashr
(masa) diambil dari perkataan Al 'Ashr yang terdapat pada ayat pertama
surat ini.
Pokok-pokok
isinya:
Semua manusia berada dalam keadaan merugi apabila dia tidak mengisi
waktunya dengan perbuatan-perbuatan baik.
Terjemah:
AL
'ASHR (MASA)
SURAT
KE 103 : 3 ayat
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang
1.
Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3.
kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Isi Kandungan Ayat:
Surat di atas
menjelaskan kepada kita bahwa manusia itu akan rugi jika ia lalai terhadap
waktu. Juga menegaskan bahwa manusia akan rugi, jika tidak memanfaatkan
waktunya untuk hal-hal yang bermanfaat. Ayat ini merupakan wahyu yang
kesembilan yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Sedangka wahyu yang sebelumnya
adalah surat Al-Insyirah.
Imam Syafi'i
menilai surat ini sebagai salah satu surat yang paling sempurna
petunjuk-petunjuknya. Beliau berpendapat : "seandainya ummat Islam
memikirkan isi kandungan surat ini, niscaya petunjuk-petunjuknya akan
mencukupi. Allah memberi peringatan tentang pentingnya waktu dan bagaimana
seharusnya kita mengisi waktu tersebut supaya bisa lebih bermanfaat dan
mendapat Ridho dari-Nya.
Dalam
permualaan suratnya didahului dengan huruf sumpah, atau dalam ilmu nahwu
disebut dengan huruf qasam, yaitu berupa و. Dan para ulama masih berselisih
pendapat tentang mengartikan atau menafsiri kata اَلْعَصْرِ, diantaranya
adalah:
1.
waktu atau masa dimana langkah dan
gerak tertampung di dalamnya.
2.
Waktu tertentu, yakni waktu dimana
shalat ashar dilaksanakan
3.
Waktu atau masa dimana Rasulullah lahir
dan berperan dalam menyebarkan Islam.
Kerugian itu
mungkin tidak akan kita rasakan saat itu juga, tetapi pasti akan kita sesali di
kemudian hari. Oleh karenanya mari kita sama-sama mempergunakan waktu kita yang
sebaik mungkin, karena ia tak akan pernah kembali, sedangkan dirimu masih saja
berada di belakang tertinggal jauh baik secara moral ataupun pengetahuannya.
Sayyidina Ali r.a berkata:
"Rizqi yang tidak diperoleh hari
ini, masih bisa diperoleh lebih di hari esok. Tetapi waktu yang sudah berlalu
hari ini, tidak mungkin dapat diharapkan kembali di hari esok...
Dalam suatu riwayat disebutkan:
"Dua nikmat yang sering dilupakan
(sia-siakan) oleh manusia adalah kesehatan dan waktu".
Hanya ada empat orang yang disebutkan
di dalam surat Al-'asr, yang tidak akan merugi di hari esok, yakni:
1.
Orang yang beriman.
2.
Orang yang beramal shaleh
3.
Orang yang saling menasihati tentang
kebenaran
4.
Oranng yag saling menasihati tentang
kesabaran.
Kesimpulan:
Waktu
adalah milik Allah, di dalamnya Allah melaksanakan seluruh perbuatan-Nya. Oleh
karenanya janganlah menyia-nyiakan waktu, karena Allah adalah pemilik waktu.
Jika kita menghina atau membuang-buang waktu, sama saja artinya kita menghina
Allah.
Manfaatkan
waktu semaksimal mugkin, maka kamu tidak akan menjadi orang yang merugi.
Penyesalan tidak langsung datang seketika itu juga, tapi ia akan mengahntui
manakala waktunya tiba. Orang yang tidak akan merugi hanya orang yang beriman,
beramal shaleh, saling menasihati kebenaran dan kesabaran. Berjalan sesuai
dengan sunnatullah, harus tau diri kalau kita diciptakan di dunia ini tujuan
utama adalah beribadah kepada sang Maha
Kuasa.
Ibadah
tanpa ilmu tidak akan sah. Dan ilmu tanpa ibadah akan rusak, layaknya pohon
yang menjulang tinggi, tetapi dalamnya kropos, sehingga mudah sekali untuk
tumbang. Maka dari itu, sebelum mengamalkan ilmu, kita harus cari dulu yang
sebanyak-banyaknya dengan cara mempergunakan waktu yang sebaik mungkin.
C.
Keterlaitan/Hubungan
antara Surat al-'Alaq dengan al-'Asr
1.
Surat Al-'asr
berisi tentang peritah agar kita pandai dalam mengahadapi waktu, artinya kita
harus mampu untuk memanfaatkan waktu. Wujud dari mempergunakan waktu itu sangat
banyak sekali, antara lain: dengan cara belajar atau menuntut ilmu, sebagaimana
yang telah diungkap dalam surat Al-'alaq ayat 1-5.
2.
Menuntut ilmu
memerlukan kesabaran, dan akan membutuhkan waktu yang lama. Karena ada sebuah
sya'ir yang mengatakan:
اَلاَلاَتَنَـــــــــــــــــــــالُ
الْعِلــــْمَ إِلَاَّ بِسِتَّــــــــــة
× سَأُنْبِـيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِــهَا
بِبَيَانِ
ذُكـــَاءٍ
وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍ وَبُلْغَـــةٍ × وَإِرْشَــــــــــادِ أُسْتَاذٍ وَطُوْلِ
الزَّمَانِ
Ingatlah! Kamu tidk akan memperoleh ilmu, kecuali dengan
enam perkara yang akan ku ceritakan kumpulannya secara jelas, yaitu: cerdas,
semangat, sabar, adanya biaya, pengajaran dari seorang guru, dan waktu yang
lama.
3.
Apabila kita tidak mampu menggunakan waktu untuk belajar,
maka kelak kita akan merugi, karena tersisih dari kehidupan.
4.
Ilmu merupakan bekal utama bagi orang yang beriman dan
beramal shaleh.
Sumber Rujukan:
2.
Al-Qur'an Dan Terjemahnya, Departemen Agama RI
3.
Sang Pendidik Sejati Manusia
4.
Ta'limul Muta'allim
5.
Kalam Hikmah Sahabat Ali
6.
Terjemah Tajut Tafasir
7.
Tafsir ayat-ayat pendidikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar