Kamis, 31 Oktober 2013

Hubungan antara Surat al-'Alaq dan surat al-'Ashr




BAB I
PENTINGNYA ILMU PENGETAHUAN
DAN MENGHARGAI WAKTU

A.      Memahai  isi kandungan Surat Al-'alaq




Mufrodat/Arti kata-kata:
إقرأ : bacalah

 بِاسْمِ رَبِّكَ: Dengan menyebut nama Tuhanmu

أَلَّذِيْ خَلَقَ : Yang menciptakan

خَلَقَ الاِنْسَانَ : Dia telah menciptakan Manusia

مِنْ عَلَقٍ : Dari segumpal darah

وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُ : Dan Tuhanmu-lah yangMaha Pemurah

اَلَّذِيْ عَلَّمَ : Yang mengajarkan

بِالْقَلَمِ : Dengan qolam (pena)

عَلَّمَ الْاِنْسَانَ : Dia mengajarkan kepada manusia

مَا لَمْ يَعْلَمْ : Apa yang tidak diketahuinya

Surat Al 'Alaq terdiri atas 19 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah. Ayat 1 sampai dengan 5 dari surat ini adalah ayat-ayat Al Quran yang pertama sekali diturunkan, yaitu di waktu Nabi Muhammad s.a.w. berkhalwat di gua Hira'. Surat ini dinamai Al 'Alaq (segumpal darah), diambil dari perkataan Alaq yang terdapat pada ayat 2 surat ini. Surat ini dinamai juga dengan Iqra atau Al Qalam.
 
Pokok-pokok isinya:
 Perintah membaca Al Quran; manusia dijadikan dari segumpal darah; Allah menjadikan kalam sebagai alat mengembangkan pengetahuan; manusia bertindak melampaui batas karena merasa dirinya serba cukup; ancaman Allah terhadap orang-orang kafir yang menghalang-halangi kaum muslimin melaksanakan perintah-Nya.

Terjemah :
AL 'ALAQ
(SEGUMPAL DARAH)
SURAT KE 96 : 19 ayat
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
1.      Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
2.       Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3.      Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
4.      Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],
5.      Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
6.      Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,
7.      karena dia melihat dirinya serba cukup.
8.      Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).
9.      Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang,
10.  seorang hamba ketika mengerjakan shalat[1590],
11.  bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran,
12.  atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?
13.  Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?
14.  Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?
15.  Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya[1591],
16.  (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.
17.  Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),
18.  kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah[1592],
19.  sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).

Keterangan :
[1589]. Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
[1590]. Yang dimaksud dengan orang yang hendak melarang itu ialah Abu Jahal, yang dilarang itu ialah Rasulullah sendiri. Akan tetapi usaha ini tidak berhasil karena Abu Jahal melihat sesuatu yang menakutkannya. Setelah Rasulullah selesai shalat disampaikan orang berita itu kepada Rasulullah. Kemudian Rasulullah mengatakan: "Kalau jadilah Abu Jahal berbuat demikian pasti dia akan dibinasakan oleh Malaikat."
[1591]. Maksudnya: memasukkannya ke dalam neraka dengan menarik kepalanya.
[1592]. Malaikat Zabaniyah ialah malaikat yang menyiksa orang-orang yang berdosa di dalam neraka.

Isi Kandugan Ayat :
Nabi menerima wahyu yang pertama kali dari Allah, tepatnya ketika beliau berada di gua Hiro, yaitu suatu gua yang terletak di pinggiran kota Mekkah. Beliau pergi ke sana untuk berkhalwat (menyepikan diri dari keramaian)  untuk beberapa malam. Sesekali beliau pulang ke rumah, untuk mengambil bekal dari Siti Khadijah.
Pada suatu hari ketika beliau sedang berada di gua Hiro, datanglah Jibril, dan menyuruh nabi untuk membaca. Lalu nabi menjawab: "Aku tidak bisa membaca". Jibril merangkul nabi dengan sangat erat, hingga membuat nabi sesak nafas. Lalu Jibril melepaskannya sembari berkata: "wahai Muhammad, "bacalah". Nabi pun menjawab dengan jawaban yang sama seperti jawaban pertama yang ditanyakan oleh jibril, "Aku tidak bisa membaca". Pertanyaan itu terulang hingga tiga kali, dan nabi masih menjawabnya dengan jawaban yang sama. Lalu Jibril membacakan ayat 1 sampai 5 dari surat Al-'alaq di atas.
Setelah pertemuan yang sangat melelahkan itu terjadi, Nabi Muhammad SAW dengan rasa gemetar dan ketakutan, pulang menemui istri beliau sambil berkata: "Selimutilah aku, selimutilah aku. Dengan gegas Khadijah melakukan apa yang diperintahkan oleh suaminya itu. Dan Khadijah pun bertanya kepada Nabi: "Apa yang sudah terjadi pada dirimu wahai suamiku?, mau kah engkau menceritakannya kepadaku?". Tidak menunggu lama, putra Abdullah bin Abdul Muthallib pun segera menceritakannya atas apa yang sudah terjadi kepada teman sehidup sematinya Khadijah binti Khuwailid, dan Nabi menambahkan: "Aku sangat khawatir tentang apa yang akan terjadi pada diriku", ucap nabi lirih. Lalu Khadijah berkata: "Tak usah khawatir… malah seharusnya engakau gembira. Demi Allah Tuhan tidak akan menyusahkanmu". Engkau menghubungkan silaturrahmi, berbicara benar, membantu orang-orang yang tidak mampu, menghormati tamu dan meringankan kesulitan-kesulitan orang yang ada di sekitarmu.
Kemudian Khadijah membawa nabi menemui Waroqoh bin Naufal (anak paman Khadijah) yang beragama Nasrani. Ia banyak menulis buku-buku berbahasa Arab dan Ibrani yang berasal dari Injil. Khadijah bertanya kepadanya: "Wahai anak pamanku! Dengarkanlah cerita dari anak saudaramu ini!". Lalu Waraqah bertanya: "Apakah yang ingin engkau ketahui wahai anak saudaraku?". Lalu Nabi menceritakan kepadanya apa yang telah terjadi di gua Hira. Kemudian Waraqah berkata: "Itu adalah Jibril, yang pernah datang menemui Isa as. Jika aku kembali muda dan tangkas, ketika kaum mu mengusirmu… di tengah-tengah perkataan Waraqah, nabi bertanya: "Apakah mereka akan megusirku?". Jawab waraqah: "Ya!, hanya sedikit yang mengemban apa yang kau bawa.
Berdasarkan cerita di atas, bahwasanya Allah menyuruh Nabi untuk membaca, sedangkan beliau tidak pandai membaca dan menulis. Maka dengan kekuasaan Allah, beliau akhirnya bisa mengikuti apa yang diucapkan Jibril. Dan Allah akan menurunkan suatu kitab yang akan menjadi petunjuk bagi umat manusia.
Allah mengungkapkan cara bagaimana ia menjadikan manusia, yaitu diberikan kesanggupan untuk menguasai segala sesuatu yang ada di bumi. Serta menundukkannya untuk keperluan hidupnya dengan ilmu yang diberikan Allah kepadanya.
Dalam surat ini, juga mempunyai pesan singkat, yakni bacaan tidak akan melekat pada diri seseorang kecuali dengan mengulang-ngulangi dan membiasakannya. Maka seakan-akan pesan Allah yang terkandung dalam surat Al-'alaq di atas adalah perintah untuk belajar dengan cara membaca yang teus-menerus tanpa ada rasa putus asa. Sampai Allah membukakan pemahaman kepadanya.
Allah menyediakan qalam sebagai alat tulis, sehingga tulisan itu menjadi penghubung antara manusia dengan ilmu yang akan diperolehnya. Karena sudah barang pasti, manusia itu dijadikan oleh Allah sebagai makhluk yang selalu salah dan lupa. Dengan qalam, ilmu itu bisa membekas dan akan terpatri. Jika suatu saat kita lupa, kita bisa membukanya kembali, tentang apa yang sudah kita pelajari di masa lalu.
Bukan sesuatu yang mustahil pula, jika Allah menjadikan manusia pilihan-Nya yaitu Muhammad, sebagai orang yang pandai membaca dan menulis saat itu, tapi hal itu sengaja Allah jadikan sebuah pelajaran untuk ummatnya. Karena semua itu butuh proses, dan usaha yang keras jika kita mau merasakan hasilnya.
Lihatlah bagaimana Tuhanmu menciptakanmu. Ia menciptakanmu dari sesuatu yang hina. Melalui proses yang begitu panjang, hingga sampai kepada tahap yang paling sempurna yaitu sebagai manusia yang dapat mengetahui segala sesuatu. Dial ah Tuhan yang menagajarkan kepada manusia berbagai macam ilmu pengetahuan yang bermanfaat, yang menjadikan dia lebi utama disbanding makhuk ciptaan-Nya yang lain.


Kesimpulan:
Surat Al 'Alaq menerangkan bahwa Allah menciptakan manusia dari benda yang hina kemudian memuliakannya dengan mengajar membaca, menulis dan memberinya pengetahuan. Tetapi manusia tidak ingat lagi akan asalnya, karena itu dia tidak mensyukuri nikmat Allah itu, bahkan dia bertindak melampaui batas karena melihat dirinya telah merasa serba cukup.
Tingginya nilai membaca,menulis dan berilmu pengetahuan itu sangat besar. Dengan membaca kita bisa tau segalanya. Sebagai contoh kecil saja, kita tau perjuangan Nabi dan para sahabatnya dalam menegakkan agama Allah, meskipun kita tidak hidup sezaman dengan beliau, tetapi tau kisah dan perjuangannya dari berbagai buku-buku yang ada, atau catatatan-catatan sejarah karya para ilmuan dan ulama sebagai penerus pejuang Islam di masa sekarang ini.
Dan Andaikata tidak karena qalam, niscaya banyak ilmu pengetahuan yang tidak terpelihara dengan baik. Hilang begitu saja seiring wafat dan meninggalnya para ulama dan ilmuan zaman dulu, karena tidak ada bukti tertulis.

B.  Memahami Isi Kandungan Surat Al-'asr



Mufrodat/Arti kata-kata
وَالْعَصْرِ : Demi masa
إِنَّ : Sesungguhnya
 الْاِنْسَانَ : Manusia
فِيْ : Di/ di dalam
خًسْرٍ : Kerugian
  إِلاَّ: Kecuali
امَنًوْا : Orang-orang yang beriman
وَعَمِلًوْا: : dan yang mengerjakan
اَلصِّالِحَاتِ : Amal saleh/ kebaikan-kebaikan
وَتَوَاصَوْا : Saling menasihati
بِالْحَقِّ : Dengan Kebenaran
بِالصِّبْرِ : Dengan kesabaran
Surat Al 'Ashr terdiri atas 3 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Alam Nasyrah. Dinamai Al 'Ashr (masa) diambil dari perkataan Al 'Ashr yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Pokok-pokok isinya:
Semua manusia berada dalam keadaan merugi apabila dia tidak mengisi waktunya dengan perbuatan-perbuatan baik.
Terjemah:
AL 'ASHR (MASA)
SURAT KE 103 : 3 ayat

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
1.      Demi masa.
2.      Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3.      kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Isi Kandungan Ayat:
Surat di atas menjelaskan kepada kita bahwa manusia itu akan rugi jika ia lalai terhadap waktu. Juga menegaskan bahwa manusia akan rugi, jika tidak memanfaatkan waktunya untuk hal-hal yang bermanfaat. Ayat ini merupakan wahyu yang kesembilan yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Sedangka wahyu yang sebelumnya adalah surat Al-Insyirah.
Imam Syafi'i menilai surat ini sebagai salah satu surat yang paling sempurna petunjuk-petunjuknya. Beliau berpendapat : "seandainya ummat Islam memikirkan isi kandungan surat ini, niscaya petunjuk-petunjuknya akan mencukupi. Allah memberi peringatan tentang pentingnya waktu dan bagaimana seharusnya kita mengisi waktu tersebut supaya bisa lebih bermanfaat dan mendapat Ridho dari-Nya.
Dalam permualaan suratnya didahului dengan huruf sumpah, atau dalam ilmu nahwu disebut dengan huruf qasam, yaitu berupa و. Dan para ulama masih berselisih pendapat tentang mengartikan atau menafsiri kata اَلْعَصْرِ, diantaranya adalah:
1.      waktu atau masa dimana langkah dan gerak tertampung di dalamnya.
2.      Waktu tertentu, yakni waktu dimana shalat ashar dilaksanakan
3.      Waktu atau masa dimana Rasulullah lahir dan berperan dalam menyebarkan Islam.
Kerugian itu mungkin tidak akan kita rasakan saat itu juga, tetapi pasti akan kita sesali di kemudian hari. Oleh karenanya mari kita sama-sama mempergunakan waktu kita yang sebaik mungkin, karena ia tak akan pernah kembali, sedangkan dirimu masih saja berada di belakang tertinggal jauh baik secara moral ataupun pengetahuannya.
Sayyidina Ali r.a berkata:
"Rizqi yang tidak diperoleh hari ini, masih bisa diperoleh lebih di hari esok. Tetapi waktu yang sudah berlalu hari ini, tidak mungkin dapat diharapkan kembali di hari esok...
Dalam suatu riwayat disebutkan:
"Dua nikmat yang sering dilupakan (sia-siakan) oleh manusia adalah kesehatan dan waktu".
Hanya ada empat orang yang disebutkan di dalam surat Al-'asr, yang tidak akan merugi di hari esok, yakni:
1.      Orang yang beriman.
2.      Orang yang beramal shaleh
3.      Orang yang saling menasihati tentang kebenaran
4.      Oranng yag saling menasihati tentang kesabaran.


Kesimpulan:
Waktu adalah milik Allah, di dalamnya Allah melaksanakan seluruh perbuatan-Nya. Oleh karenanya janganlah menyia-nyiakan waktu, karena Allah adalah pemilik waktu. Jika kita menghina atau membuang-buang waktu, sama saja artinya kita menghina Allah.
Manfaatkan waktu semaksimal mugkin, maka kamu tidak akan menjadi orang yang merugi. Penyesalan tidak langsung datang seketika itu juga, tapi ia akan mengahntui manakala waktunya tiba. Orang yang tidak akan merugi hanya orang yang beriman, beramal shaleh, saling menasihati kebenaran dan kesabaran. Berjalan sesuai dengan sunnatullah, harus tau diri kalau kita diciptakan di dunia ini tujuan utama  adalah beribadah kepada sang Maha Kuasa.
Ibadah tanpa ilmu tidak akan sah. Dan ilmu tanpa ibadah akan rusak, layaknya pohon yang menjulang tinggi, tetapi dalamnya kropos, sehingga mudah sekali untuk tumbang. Maka dari itu, sebelum mengamalkan ilmu, kita harus cari dulu yang sebanyak-banyaknya dengan cara mempergunakan waktu yang sebaik mungkin.

C.      Keterlaitan/Hubungan antara Surat al-'Alaq dengan al-'Asr
1.      Surat Al-'asr berisi tentang peritah agar kita pandai dalam mengahadapi waktu, artinya kita harus mampu untuk memanfaatkan waktu. Wujud dari mempergunakan waktu itu sangat banyak sekali, antara lain: dengan cara belajar atau menuntut ilmu, sebagaimana yang telah diungkap dalam surat Al-'alaq ayat 1-5.
2.      Menuntut ilmu memerlukan kesabaran, dan akan membutuhkan waktu yang lama. Karena ada sebuah sya'ir yang mengatakan:
اَلاَلاَتَنَـــــــــــــــــــــالُ الْعِلــــْمَ إِلَاَّ بِسِتَّــــــــــة  ×  سَأُنْبِـيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِــهَا بِبَيَانِ
ذُكـــَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍ وَبُلْغَـــةٍ × وَإِرْشَــــــــــادِ أُسْتَاذٍ وَطُوْلِ الزَّمَانِ
Ingatlah! Kamu tidk akan memperoleh ilmu, kecuali dengan enam perkara yang akan ku ceritakan kumpulannya secara jelas, yaitu: cerdas, semangat, sabar, adanya biaya, pengajaran dari seorang guru, dan waktu yang lama.
3.      Apabila kita tidak mampu menggunakan waktu untuk belajar, maka kelak kita akan merugi, karena tersisih dari kehidupan.
4.      Ilmu merupakan bekal utama bagi orang yang beriman dan beramal shaleh.

Sumber Rujukan:
2.    Al-Qur'an Dan Terjemahnya, Departemen Agama RI
3.    Sang Pendidik Sejati Manusia
4.    Ta'limul Muta'allim
5.    Kalam Hikmah Sahabat Ali
6.    Terjemah Tajut Tafasir
7.    Tafsir ayat-ayat pendidikan

Tidak ada komentar: